BAGIKU HIDUP ADALAH KRISTUS
(Penatua Hong Xin De)
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus – itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,” (Flp 1:21-25).
Paulus pernah menghujat Tuhan. Setelah mendengar suara panggilan Tuhan dan merasakan kasih panggilan Tuhan, dia bertekad untuk mengikuti dan meneladani Tuhan. Dalam kitab 2 Korintus fasal 12, dia pernah menyebut bahawa dia tahu tentang seorang Kristian diangkat ke tingkat yang ketiga dari syurga, diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan. Agak-agaknya orang ini ialah pengalaman Paulus sendiri sehingga dia mengenal Tuhan dengan lebih mendalam lalu dia menganggap pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhan, lebih mulia daripada semuanya. Dia melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah supaya dia memperoleh Kristus (Flp 3:8). Walaupun seumur hidupnya dia bersusah payah, berjerih lelah, bekerja berat, tidak tidur, berpuasa, kedinginan, di dalam penjara, didera, dan bahkan kerap kali dalam bahaya maut demi Tuhan, namun pendiriannya tetap tidak berubah dan dia setia sampai mati. Demi memberitakan Kristus, tiap-tiap orang dia nasihati dan tiap-tiap orang dia ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Sekiranya tidak ada pengalaman hidup dan mati ini, masakan seseorang dapat merasakan makna dan nilai “bagiku hidup adalah Kristus”, malah benar-benar yakin untuk mengejarnya, terus belajar dan menjadi pengikut Kristus. Dengan demikian, kasihnya makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, dapat memilih yang baik supaya dirinya suci dan tak bercacat, serta penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Tuhan.
Satu, untuk membangun diri sendiri (Flp 1:22)
“Bagiku hidup adalah Kristus” bukanlah kata-kata untuk bermegah. Murid-murid Kristus harus sedar bahawa kata-kata ini merupakan sasaran pembelajaran sepanjang hayat. Mereka harus terus-menerus mengejar kesempurnaan penyempurnaan rohani, melatih diri dalam soal-soal pokok iman dan beribadah, mengawasi diri sendiri dan ajaran sendiri, serta tiada berhenti-henti berdoa dan meminta untuk menerima segala hikmat dan pengertian yang benar bagi mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna. Dengan demikian, hidup mereka layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal. Mereka juga memberikan buah dalam segala pekerjaan yang baik, bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Tuhan, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya lalu melayakkan mereka untuk mendapat bahagian yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang dan mengerjakan keselamatan (Kol 1:9-12).
Dua, untuk membangun semua orang (Flp 1:24-25)
Selain mengejar kesempurnaan penyempurnaan rohani peribadi, murid-murid Kristus juga harus sedar bahawa hidup bagi semua orang adalah lebih penting. Sebagai contoh, Paulus ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus – yang memang jauh lebih baik. Tetapi dia lebih yakin bahawa dia akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan semua orang. Tiap-tiap orang dinasihati dan diajari dalam segala hikmat untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Dengan itu, semua orang dapat bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, makin maju dan bersukacita dalam iman, jangan mahu digeser daripada pengharapan Injil, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul daripada Berita Injil.
“Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian.” (Flp 3:12-15).
Soalan renungan
- Bagaimana saya mengenali Yesus? Bagaimana pengalaman iman kepercayaan saya?
- Bagaimana seharusnya saya mengikuti Yesus?
- Bagaimana seharusnya saya meneladani (mempelajari) Yesus?
- Bagaimana seharusnya saya memberitakan Yesus?