KITAB YUDAS
(Pendeta Gideon Huang)
Kitab Yudas sangat pendek dengan hanya satu fasal. Tetapi latar belakang kitab ini, mazhab Libertini yang menjadi ajaran sesat pada masa itu patut dijadikan sebagai peringatan utama dalam pembacaan Alkitab pada hari ini. Jika kita melihat gulungan kitab dalam Perjanjian Baru satu persatu, kita akan merasakan bahawa kitab pendek sedemikian yang dijadikan sebagai persediaan untuk memasuki kitab Wahyu telah menonjolkan status gulungan kitab ini. Semoga Roh Kudus menggerakkan semua orang dan membiarkan kita merasai rahsia gulungan kitab ini.
A. PENERANGAN TEMA
Kitab Suci menyatakan: “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.” (2 Tim 4:3-4). Kitab Suci menyatakan lagi:“… sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah.” (Dan 12:4). Pengetahuan membuatkan manusia menjadi sombong, hidup menuruti hawa nafsu dan mengumpulkan guru-guru sehingga kebenaran diubah. Sebagai respons kepada hal ini, kitab Yudas menyeru orang-orang kudus agar tetap berjuang untuk mempertahankan iman (Yud 3). Seruan ini membolehkan kita melihat pendirian yang sepatutnya dimiliki oleh orang Kristian pada hari-hari terakhir.
Kitab Wahyu menerangkan kedatangan kembali Yesus Kristus dan penghakiman-Nya ke atas dunia, manakala kitab Yudas mencadangkan kerja-kerja persediaan yang diperlukan sebelum perkara ini (Yud 14-15). Kerja-kerja persediaan ini merupakan penyempurnaan rohani akhir zaman.
Penghujung kitab ini menyatakan: “… bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.” (Yud 20-21). “Kebenaran” dan “Roh Kudus” merupakan dua perkara utama dalam iman kepercayaan dan juga merupakan dua perkara yang paling teruk dikelirukan pada hari-hari terakhir. Dapat membangun diri sendiri dalam iman dan Roh Kudus merupakan kasih karunia yang amat besar pada akhir zaman. Kita boleh mengemukakan pendirian umat Kristian pada akhir zaman berdasarkan tiga perkara di atas sebagai tema untuk mengkaji kitab Yudas. Kita memohon bimbingan dan berkat Tuhan agar kita dapat sekali lagi dibangunkan.
B. RENUNGAN SEBELUM KELAS
Sebelum membaca kitab Yudas, kita bertanyakan beberapa soalan untuk menguatkan penguasaan hala tuju pemikiran dan mendapatkan dorongan daripada ajaran penting.
- Pada hari-hari terakhir, siapakah yang menjadi sasaran salam? Perkara ini membolehkan kitamelihat perkara-perkara yang perlu diberikan perhatian ketika memberikan salam pada akhir zaman.
- Pada akhir zaman, apakah perkara utama yang disebutkan dalamrahmat, damai sejahtera dan kasih?
- Apakah sebabnyakita tetap berjuang untuk mempertahankan iman? Apa kaitannya dengan latar belakang hari ini?
- Pada masa kini, terdapat banyak halangan dalam perihalpenerimaan iman kerana kelemahan manusia. Tetapi Yudas berkata di sini tentang iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus (Yud 3). Hari ini, kita sering merasakan bahawa kerja ini tidak boleh dilakukan sekali gus tetapi mengambil masa berkali-kali. Apakah peringatan yang diberikan oleh perkara ini kepada kita?
- “Malaikat”ialah objek yang disembah secara rohani. Tetapi pada masa ini, malaikat juga ditahan sampai penghakiman. Apakah peringatan yang diberikan oleh perkara ini kepada kita tentang iman kepercayaan?
- OrangSodom dan Gomora tidak mendengar amaran dan masih melakukan percabulan. Apakah mentaliti manusia akhir zaman yang ditonjolkan oleh perkara ini?
- Manusia pada asalnya dipanggil makhluk yang hidup, tetapi dipanggil binatang yang tidak berakal di sini.Apa pendapat anda?
- Mazhab Libertiniialah mazhab yang menyokong Alkitab tetapi menjadi “ajaran sesat” pada masa ini. Yudas menjelaskan sebabnya dengan menggunakan “watak”, iaitu Kain, Bileam dan Korah dalam ayat 11. Cuba teka apa yang dinyatakan oleh ketiga-tiga watak ini tentang mazhab Libertini?
- Apakah kesudahan bagiorang yang membelokkan Alkitab (12-13)?
- Penghakiman dalam kitab Yudas (14-16) terutamanya menunjukkan sama ada seseorangitu soleh. Apakah perkara-perkara yang menunjukkan kesolehan? Apakah kaitannya dengan penghakiman pada akhir zaman?
- Apakah pendirian yang harus dipertahankan dalamakhir zaman (20-21)?
- Bagaimana berurusan dengan manusia dalamakhir zaman (22-23)? Bagaimana berhadapan dengan Tuhan (24-25)?
Adalah diharapkan kita dapat membincangkan isu-isu ini berdasarkan pandangan dalam Alkitab. Kita berdoa agar Tuhan membimbing langkah kita dengan terang-Nya yang sebenar.
C. SEGMENTASI
1. Refleksi tentang salam
- Ayat kitab:Yud 1-2
- Sasaran (1)
-
-
- Orang yang terpanggil (Yes 51:2; Ef 4:1)
- Orang yang dikasihi(2 Tim 4:7-8; Yoh 14:21)
- Orangyang dipelihara untuk Yesus (1 Ptr 1:5; Yoh 17:11-12)
-
# Memberikan salam bukan sahaja menunjukkan kesopanan, tetapi juga mempunyai norma kebenaran.
- Kasih karunia yang diberkati
- Rahmat(Ibr 4:16)
- Damai sejahtera(Yoh 14:26-28)
- Kasih (Mzm 63:4)
# Kasih karunia yang datang daripada firman kebenaran.
2. Tetap berjuanguntuk mempertahankan iman kebenaran
-
- Ayat kitab:Yud 3-4
# Amanat tentang firman kebenaran ada selagi umat Kristian ada
- Terdapat peperangan dalam anugerah keselamatan
- Wajah iman kepercayaan (Why 12:13,17; 1 Kor 9:25–27; Ef 6:12–13)
- Harus mempertahankanfirman kebenaran (1 Tim 3:9, 6:12; Ibr 4:14)
- Jangan menyokong kelemahan peribadi dengan Alkitab(Mat 15:4-5; Why 2:24; Gal: 5:13)
- Membangun diri agarmengenal Tuhan dengan benar (Mat 7:22~23; Kol 1:10, 2:1-2; Ef 1:17)
# Harus memahami ajaran tentang kebenaran supaya kita dapat membezakan yang baik daripada yang jahat.
3. Aku ingin mengingatkan kamu
-
- Ayat kitab:Yud 5-10
# Hati sebagai ibu bapa.
- Beberapa peringatan
- Janganmenyembah malaikat (6) (Why 19:10; Kis 10:25-26, 14:13-15)
- Harus ada penguasaan diri dalam mengejar kebendaan (7) (Ef 5:5; Pkh5:10-11; 1 Tim 6:6-8)
- Jangan menjadi seperti orang-orang yang bermimpi-mimpian(8-10) (Yak 2:18-20; 2 Ptr 2:10-12)
# Apabila anda bergerak ke hadapan, apakah yang difikirkan dalam hati anda?
4. Noda dalam perjamuan kasih
-
- Ayat kitab:Yud 11-13
# Sebab kemerosotan iman kepercayaan.
- Ciri-ciri
- Kain (milik darah) (1 Yoh 3:12)
- Bileam (milik manfaat) (2 Ptr2:15-16)
- Korah (milik kewibawaan) (Bil16:3)
# Jangan jadikan perkara indah yang dilakukan secara luaran sebagai perkara yang indah.
- Kesudahan
- Awan yang tak berair(tidak berguna) (Ams 25:14)
- Pohon-pohon yangtidak menghasilkan buah (tidak ada hidup) (Mat 3:10)
- Ombak laut yang ganas (menunjukkan keaiban) (Yes 57:20)
- Bintang-bintang(kekelaman untuk selama-lamanya) (Yes 14:12-15)
# Punca Libertini menjadi ajaran sesat.
5. Tuhan datang dengan orang kudus
-
- Ayat kitab:Yud 14-16
# Penghakiman ke atas kelakuan.
- Fokus penghakiman
- Menunjukkan seseorang itu orang soleh atau orang fasik(2 Ptr 2:5-6)
- Perkataan-perkataanmenjadi penentu (Mat 12:34-37)
# Harus memberikan perhatian pada penyempurnaan rohani dari segi perkataan (Yak 3:2-4; Yes 6:6-7).
6. Selalu berada dalam kasih Tuhan
-
- Ayat kitab:Yud 17-23
# Untuk mengelakkan godaan dan kemusnahan iman kepercayaan pada hari-hari terakhir (17-19).
- Cara-cara
- Membangun dirisendiri di atas dasar iman (20) (Yak 1:18; 1 Ptr 1:23)
- Berdoa dalam Roh Kudus (20) (Rm 8:26-27; Yoh 14:26)
- Memeliharadiri (21) (Ams 4:23; 2 Tim 1:7)
- Menantikan rahmatTuhan (21) (Rat 3:21,22,26)
- Membantu orang lain untuk berada dalam kasih Tuhan (22-23) (1 Tes 5:14; Neh 9:17)
# Tuhan tidak menolak manusia, mengapa manusia menolak diri sendiri?
7. Berkat
-
- Ayat kitab:Yud 24-25
- Ilmu dalam berkat
- Hanya Tuhan yang berkuasamenjaga manusia (Pkh 1:14-15; 2 Kor 12:9-10)
- Tuhan itu esa(Rm 16:27; 1 Tim 6:15-16)
- Ada olehTuhan (25) (Ef 1:10-12)
Kita pertimbangkan kaitan antara ayat suci dengan garis besar dalam setiap perenggan lalu menyimpulkan hubungan antara garis besar dengan tajuk. Pertimbangan ini membolehkan kita mencipta ruang rohani dalam pembacaan kitab kita.
D. PENGGUNAAN
Berdasarkan isi kandungan kitab Yudas, kita harus sedar akan amanat orang Kristian – memperjuangkan iman. Jika kita melihat peperangan antara Daud dengan Goliat, raja Saul pada asalnya tidak membenarkan Daud menawarkan dirinya untuk berperang. Selepas Daud mengemukakan “pengalaman hidup” (1 Sam 17:34-37), raja Saul mengubah pendapatnya tentang Daud dan membiarkan dia melawan Goliat. Pengalaman hidup benar-benar merupakan senjata yang hebat dalam peperangan. Bertanding dalam pertandingan iman yang benar amat berkait rapat dengan kualiti hidup kita. Sila fikirkan, bagaimana kita dapat meningkatkan pengalaman hidup dalam persekitaran semasa?
Tentu sekali, kita perlu memahami firman kebenaran untuk bertanding dalam pertandingan iman yang benar. Maka, kajian Alkitab secara semula jadinya menjadi isu pertama. Mazhab “Libertini” telah menjadi ajaran sesat pada masa itu. Hal ini memberi kita peringatan yang sangat penting – kita mesti berwaspada daengan sikap kita semasa mengkaji Alkitab. Renungan ini diberikan oleh penjelasan tiga watak dalam kitab Yudas.
“Metodologi” nampaknya merupakan persoalan yang kedua dalam perihal sama ada kita dapat memahami kebenaran dalam pembelajaran Alkitab. Sama ada dapat meningkatkan “penyempurnaan rohani” merupakan persoalan yang lebih penting. Penyempurnaan rohani diperoleh dengan mampu menghadapi kelemahan diri dengan jujur, merendahkan hati dan taat kepada Tuhan. Penyempurnaan rohani juga merupakan persoalan tentang “akhlak”. Seperti yang dikatakan oleh Yakobus: “… maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?” (Yak 2:20). Mengapa tidak mahu mengaku? Nampaknya soalan ini ada kaitan dengan kesanggupan atau tidak dan merupakan persoalan dari segi sikap. Selepas Tuhan Yesus memecah-mecahkan roti untuk dimakan oleh empat ribu orang, Dia mengajar murid-murid-Nya: “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Murid-murid menganggap perkataan-perkataan ini sebagai respons kepada mereka kerana tidak mempunyai roti sehingga mereka berfikir-fikir dan seorang berkata kepada yang lain. Pada masa ini, Tuhan Yesus menegur mereka: “Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?” (Mrk 8:17). Kita dapat melihat daripada petikan ini bahawa ketidakupayaan untuk faham dan mengerti yang disebabkan oleh “kedegilan” juga merpakan persoalan dari segi keperibadian. “Pembaharuan” keperibadian sememangnya merupakan usaha yang besar dalam penyempurnaan rohani. Pernahkah kita sedar tentang hal ini semasa kita mengkaji Alkitab? Kita mesti memberikan perhatian pada perkara ini agar kajian Alkitab kita bukan sekadar mendapat pemahaman dari segi “perkataan dan ayat”.
Sejak ledakan akademik (academic boom) menjadi popular, manusia semakin menyokong kognisi yang diperoleh daripada penyelidikan mereka. Dengan pengaruh “Gerakan Karismatik”, asas kebenaran dan definisi Roh Kudus telah dikaburkan. Kini, bagaimana kita boleh meneguhkan firman Alkitab tanpa dipengaruhi oleh trend?
Penghujung kitab Yudas mencatatkan: “Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.” (Yud 22-23). Beberapa ayat ini berbeza dari segi sasaran dan tahap kelemahan. Tetapi satu persamaannya adalah untuk membantu orang agar mereka berada dalam kasih Tuhan. Atas dasar persamaan ini, apakah yang perlu kita lakukan dalam konsep dan tindakan kita?
Orang muda pada masa kini sangat tidak matang dalam pengetahuan tentang “kasih”. Mereka mempromosikan kasih dalam isu perhubungan, tetapi akhirnya kasih ini sering menjadi keinginan yang memihak kepada diri sendiri. Kadang-kadang, mereka memetik daripada ayat suci untuk menegaskan bahawa tingkah laku mereka dalam kasih adalah betul. Namun mereka tidak boleh membincangkannya dan tidak dapat menyedari bahawa kata-kata mereka penuh dengan kelemahan. Apa itu kasih? Hala tuju yang dibicarakan oleh kitab Yudas di sini adalah dengan membantu orang lain untuk berada dalam kasih Tuhan, bukan dengan “perasaan” manusia. Paulus berkata: “Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, …” (Rm 11:22). Yohanes berkata bahawa melanggar firman kebenaran itu bukanlah kasih (1 Yoh 2:3-6). Dari perspektif penerima, adakah terdapat sebarang situasi bagi orang yang membantu orang lain untuk berada dalam kasih Tuhan?
Dari segi penggunaan, kita telah menyebut: 1. Bagaimana meningkatkan pengalaman hidup? 2. Bagaimana mendapatkan pembangunan hidup dalam kajian Alkitab? 3. Bagaimana membantu orang lain untuk berada dalam kasih Tuhan? Adalah diharapkan agar satu perasaan dapat ditimbulkan sebagai lanjutan daripada gulungan kitab ini: Bagaimana mengambil pendirian yang teguh dalam iman kepercayaan pada hari-hari terakhir? Jangan lupa bahawa isi kandungan utama penghakiman yang dicatatkan dalam kitab Yudas adalah untuk menunjukkan kesolehan dan kefasikan seseorang daripada perkataannya.
“Prinsip akan ada selepas adanya dasar”. Kita mesti jelas tentang makna identiti seorang Kristian dalam masyarakat dan pendirian umat Kristian pada akhir zaman. Kita akan ada hala tuju dan jalan keluar apabila konsep (dasar) ini diwujudkan.