PANDUAN PEMBACAAN KITAB GALATIA
Dalam sejarah agama Kristian, kitab Galatia dihormati sebagai “piagam kebebasan umat Kristian”. Kitab ini, bersama-sama dengan kitab Roma, menceritakan dan memberikan kesaksian tentang anugerah keselamatan yang diselesaikan oleh Tuhan Yesus, yang membolehkan orang dibenarkan dengan cuma-cuma oleh iman (Rm 3:24) dan bukannya seperti beberapa orang pada masa itu yang tidak memahami hakikat hukum Taurat tetapi berkeras menegaskan perihal melakukan hukum Taurat (rujuk: Gal 2:16). Tambahan pula, anugerah keselamatan Tuhan adalah “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” (Gal 5:1). “Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.” (Rm 6:12). Kebenaran yang luar biasa ini membuatkan orang ingin mengetahui lebih banyak lagi tentangnya. Marilah kita sama-sama mempelajari “piagam kebebasan” ini.
PENULIS
Rasul Paulus (Gal 1:1). Dia seorang yang telah menganiaya murid Tuhan Yesus dengan sedaya upayanya. Dengan pernyataan dan pengubahan Tuhan, dia menjadi seorang lelaki yang tidak takut dengan segala bahaya dan memberitakan Injil untuk Tuhan di merata tempat. Seperti yang dikatakan olehnya: “bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia antara orang mati.” (Gal 1:1). Maka memang sesuai sekali bahawa dialah yang menggambarkan perihal “dibenarkan oleh iman” dan “anugerah keselamatan kayu salib” (Gal 3:1, 2:20).
PENERIMA SURAT
Pemercaya di pelbagai gereja di Galatia. Ketika Paulus keluar memberitakan Injil untuk julung kalinya (sekitar tahun 45 – 48 M), dia pergi ke Antiokhia di Pisidia, Ikonium, Listra, dan Derbe di Galatia Selatan untuk memberitakan Injil serta mendirikan gereja di tempat-tempat ini (Kis 13:14, 14:1-6). Ketika meninggalkan tempat-tempat tersebut, dia mendorong mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. Dia juga menetapkan penatua-penatua di tiap-tiap jemaat untuk menggembalakan pemercaya (Kis 14:21-23).
MASA DAN LOKASI PENULISAN SURAT
Sekitar tahun 49 M, setelah Paulus menyelesaikan pekerjaan penginjilan luarnya yang pertama dan dalam perjalanan pulang ke Antiokhia di Siria. Pada tahun 50 M, Paulus dan rakan sekerjanya pergi ke Yerusalem untuk membicarakan soal sunat dengan rasul-rasul dan penatua-penatua. Keputusan akhirnya adalah cukup jelas (Kis 15:24-29). Kitab Galatia terutamanya adalah untuk membezakan antara masalah sunat. Jika ditulis selepas tahun 50 M, Paulus boleh membacakan keputusan itu secara langsung (rujuk: Kis 15:30, 16:4-5) untuk menghalang mereka yang mempertahankan perihal sunat. Walau bagaimanapun, keputusan ini tidak disebut dalam kitab Galatia. Maka, Paulus menulis surat ini pada sekitar tahun 49 M untuk menasihati pemercaya di wilayah Galatia.
TUJUAN PENULISAN SURAT
Setelah Paulus meninggalkan wilayah Galatia, terdapat sekumpulan orang Yahudi yang mengaku giat untuk Injil Tuhan, dan dengan sewenang-wenangnya menggunakan nama Yakub (iaitu adik Tuhan Yesus, yang membuat keputusan yang sangat baik dalam Persidangan Yerusalem pada tahun 50 M) (Kis 15:13-21) untuk mempromosi bahawa pembaptisan saja tidak cukup bagi orang-orang yang menerima Injil. Mereka juga harus disunat supaya mereka dapat diselamatkan. Pemberitaan mereka sama sekali tidak sesuai dengan anugerah keselamatan yang diselesaikan oleh Tuhan dan menghancurkan iman kepercayaan murni pemercaya. Setelah Paulus mendengar berita ini, dia segera menulis surat ini untuk mengecam keras mereka yang mempertahankan soal sunat dan menasihati pemercaya agar tidak mendengar pesanan yang salah ini. Kita telah menerima baptisan darah Tuhan Yesus yang bernilai. Dosa kita telah dibersihkan sepenuhnya dan kita hidup dalam kasih karunia. Kita harus memperbaharui kerohanian dan perbuatan kita serta mematikan keinginan daging dengan bersandarkan kuasa Roh Kudus yang diberikan oleh Tuhan. Kita bukannya mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat, apatah lagi bergantung pada hukum Taurat yang hanya menekankan penampilan, tetapi dibenarkan oleh iman. Kita telah berjalan di atas jalan yang baru dan yang hidup ini, maka janganlah kita masih berasa ragu-ragu dan pergi meninggalkannya.
DORONGAN PAULUS
Paulus secara sistematik menggunakan pelbagai kaedah untuk mendorong pemercaya di pelbagai gereja di Galatia dan menghuraikan kebenaran tentang dibenarkan oleh iman supaya mereka dapat menolak orang-orang yang mempertahankan soal sunat dengan tepat dan berani. Fokus dan prosesnya diringkaskan seperti berikut sebagai perkongsian dan pembangunan kita pada hari ini:
A. Ciri-ciri Injil
Pada permulaan surat, Paulus segera menyatakan keprihatinannya yang mendalam dan berkata, “Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu Injil lain.” (Gal 1:6). Oleh itu, dia sekali lagi dengan tegas menjelaskan ciri-ciri Injil yang telah diterima untuk meneguhkan iman kepercayaan mereka:
- Mutlak: Paulus berkata dengan jelas: “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.”(Gal 1:8) Anuegrah keselamatan yang diselesaikan oleh Tuhan itu unik. Seperti yang dikatakan oleh rasul Petrus: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis 4:12). Anugerah keselamatan itu juga konsisten dan selamanya tidak berubah. Oleh itu, manusia dapat mengalami keajaiban kehendak Tuhan dengan sedalam-dalamnya dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Walaupun telah melalui lebih daripada seribu tahun sejarah, namun konsistensinya tetap. Manusia tidak boleh menambah dan mengubahnya sesuka hati. Kita mempercayai Injil Tuhan dengan cara ini supaya tidak menjadi Kita harus memohon agar Tuhan melindungi kita. Kita juga harus berterus terang memberitakan perkataan kebenaran Tuhan dengan bersandarkan Roh Kudus-Nya dan memelihara diri kita dalam kasih karunia-Nya selamanya.
- Mulia: Paulus juga berkata:“Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.” (Gal 1:10). Penyelesaian Injil adalah apabila Tuhan Yesus mengorbankan nyawa-Nya demi kita. Oleh itu, mereka yang menerimanya harus meneladani orang-orang kudus, berusaha untuk berkenan kepada Tuhan, mengejar kesempurnaan, kekudusan, dan bahkan rela mengorbankan nyawa sendiri untuk-Nya kerana Injil ini berbaloi.
- Memberi ilham: “Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh pernyataan Yesus Kristus.”(Gal 1:11-12). Pengalaman Paulus ini adalah mendalam. Sebenarnya, Injil merupakan ilham Tuhan. Alkitab mencatatkan: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah” (2 Tim 3:16). Alkitab juga memberi kesaksian tentang Tuhan (Yoh 5:39). Kita harus merebut peluang untuk menerima kasih karunia dari syurga ini.
- Berkuasa: “Injil adalah kekuatan Allah” (Rm 1:16). Sebagai contoh, Tuhan Yesus menggunakan banyak tanda dan mukjizat untuk mengesahkan kebenaran yang diberitakan oleh-Nya. Dia menjanjikan kuasa ini kepada semua murid yang percaya kepada Dia dan bersedia bekerja untuk-Nya (Yoh 14:12). Orang-orang yang menerima Injil Tuhan juga dapat merasai kuasa perubahan Injil. Oleh itu, setiap orang harus mempertahankan janji ini dan mengejar pertumbuhan dengan bersandarkan kuasa ini.
B. Pengalaman Iman Kepercayaan Paulus
Dia pada asalnya sangat giat tentang hukum Taurat, bahkan jauh lebih maju daripada banyak teman yang sebaya dengannya di antara bangsa Yahudinya, dan menganiaya orang-orang yang percaya kepada Yesus (Gal 1:13-14). Orang ini, bagaimana mungkin dia mempercayai Yesus yang dianiayainya sendiri? Bagaimanakah Tuhan dapat menerima orang berdosa yang jahat ini? Walau bagaimanapun, kehendak dan perbuatan Tuhan adalah lebih unggul daripada pemikiran manusia. Kuasa-Nya adalah yang Maha Kuasa. Dia sebaliknya memilih Paulus dan membuatkannya memberitakan Injil di merata tempat untuk Tuhan. Oleh itu, Paulus mengesahkan pemilihan dan pernyataan Tuhan dengan pengalaman iman kepercayaannya sendiri (Gal 1:15-16). Dia juga terus-menerus mempersembahkan kesyukuran dan semangat bekerja kepada Tuhan dengan kasih karunia yang diterimanya (1 Tim 1:12-14). Tidakkah orang-orang dalam Tuhan pada hari ini turut bersama-sama menerima kasih karunia ini? Bukankah kita harus lebih dikuasai oleh kasih Tuhan dan bekerja lebih keras untuk memberitakan kasih Tuhan yang besar untuk-Nya?
C. Komunikasi Dengan Rasul Lain
Pengalaman Paulus dipanggil dan perubahannya adalah begitu mendadak. Dia sendiri juga mengaku: “maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku.” (Gal 1:16-17). Namun, Injil dan penjelasan yang diberitakan olehnya bukan berdasarkan pendapat peribadi. Terdapat komunikasi dan interaksi yang baik antara dia dengan rasul-rasul:
- Komunikasi kebenaran: Setelah bekerja untuk Tuhan untuk satu jangka waktu tertentu, Paulus berkesempatan pergi ke Yerusalem lagi. Dia pun memberitahu semua saudara tentang Injil yang telah diberitakan olehnya di antara orang asing (Gal 1:1-2) supaya mereka dapat berkomunikasi antara satu sama lain. Titus yang menyertainya ialah bangsa asing, dan rasul-rasul lain juga bersetuju bahawa Titus tidak perlu dipaksa untuk menyunatkan dirinya (2:3). Pendirian semua orang tentang kebenaran adalah sama. Hal ini jelas menunjukkan bahawa seseorang hanya dapat dibenarkan di hadapan Tuhan dengan mempercayai anugerah keselamatan Tuhan Yesus, bukannya dibenarkan dengan sunat lahiriah.
- Pemadanan kerja: Dalam komunikasi antara satu sama lain, mereka memahami bahawa Tuhan mempunyai kehendak-Nya yang indah dan memberikan karunia yang berbeza kepada manusia. Oleh itu, mereka membahagikan kerja berdasarkan keperluan sebenar (Gal 2:9). Walau bagaimanapun, semua orang bersetuju bahawa semuanya merupakan satu keluarga dalam Tuhan tanpa mengira kedudukan, identiti dan bangsa. Mereka harus saling menolong dan menunjukkan kasih yang indah agar seluruh jemaat (gereja) dapat dibangunkan.
- Persahabatan yang menasihati pelanggaran: Paulus menyebut bahawa dia terang-terangan menegur Petrus dan pekerja-pekerja lain di Antiokhia (Gal 2:11-14). Kenyataan ini bukanlah untuk meninggikan dirinya ataupun berlagak sombong, tetapi untuk membezakan Berdasarkan interaksi antara dia dengan rasul-rasul, kita dapat melihat betapa mulianya persahabatan hamba-hamba Tuhan ini. Paulus tetap menghormati Petrus manakala Petrus tidak pernah menyimpan dendam, dan bahkan secara terbuka mengiktiraf karunia Paulus (2 Ptr 3:15-16). Persahabatan mereka benar-benar merupakan teladan yang harus kita pelajari.
D. Pengalaman Pemercaya di Galatia
Selain mengingatkan pemercaya gereja di Galatia dengan kebenaran dan pengalaman kerjanya, Paulus juga berharap agar mereka dapat sekali lagi merenungkan pengalaman iman kepercayaan yang dialami dan dirasai oleh diri mereka sendiri. Hari ini, kita juga perlu sering merenungkan pengalaman-pengalaman berikut:
- Pengakuan kasih Tuhan: “Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu?” (Gal 3:1). Selain Tuhan Yesus, siapa yang sanggup mati bagi menanggung orang-orang yang berdosa yang mengingkari dirinya (Tuhan), dan mati di atas kayu salib? Sekiranya kita dapat mengakui kasih yang luar biasa ini, kita akan tertarik sepenuhnya (Yoh 12:32) dan tidak akan pernah meninggalkan Juruselamat yang penuh kasih ini.
- Pengalaman menerima Roh Kudus: “Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? … Kamu telah mulai dengan Roh …”(Gal 3:2-3). Bukankah kita dapat benar-benar mengenali Tuhan Yesus sebagai Juruselamat yang tunggal dan Tuhan yang benar di syurga dengan pengalaman menerima Roh Kudus? Oleh itu, kita harus memelihara iman kepercayaan kita, tidak takut dengan pelbagai rintangan, dan tulus melayani Dia dengan bersandarkan Roh-Nya.
- Pengalaman tanda dan mukjizat: “Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?”(Gal 3:5). Tentunya kerana iman manusia supaya kuasa Tuhan dapat dinyatakan. Oleh itu, kita juga harus berpegang pada janji Tuhan Yesus yang bernilai (Yoh 14:12). Kita memohon dengan bertekun dan dengan sehati supaya Tuhan menyatakan kuasa-Nya, meneguhkan iman kepercayaan kita, dan menarik perhatian lebih banyak orang untuk memasuki pintu kasih karunia-Nya.
- Tekad kasih: Paulus memuji, mengiktiraf dan mengingatkan mereka: “Betapa bahagianya kamu pada waktu itu! Dan sekarang, di manakah bahagiamu itu? Karena aku dapat bersaksi tentang kamu, bahwa jika mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku.” (Gal 4:14-15). Dia berharap agar mereka tidak akan membuatkan kasih sejati yang telah diberikan oleh mereka sebelum itu menjadi sia-sia, dan mereka harus berpegang pada kasih mereka yang semula (rujuk: Why 2:4) dan percaya bahawa Tuhan akan memperingatinya (Ibr 6:10).
E. Perbandingan antara Hukum Taurat dengan Kasih Karunia
Oleh sebab orang-orang yang mempromosikan manusia harus disunat mengatakan bahawa sunat merupakan tindakan mematuhi hukum Taurat dan menghormati Tuhan, maka Paulus terus menjelaskan hubungan antara hukum Taurat dengan kasih karunia. Tujuannya adalah supaya pemercaya di Galatia memahami bahawa anugerah keselamatan Tuhan adalah untuk menggenapi hukum Taurat dan semangat hukum taurat juga mengajar tentang orang dibenarkan oleh iman:
- Dari segi sifat perjanjian: Tuhan memilih Abraham dan mengadakan perjanjian dengannya. Tuhan berjanji akan memberikan banyak berkat dan warisan kepadanya dan juga Tuhan selamanya tidak akan berubah, dan perjanjian yang dibuat-Nya juga tidak akan pernah berubah. Tidak kira betapa lamanya masa telah berlalu, perjanjian ini tetap konsisten, dan perjanjian ini adalah lebih awal daripada hukum Taurat yang diterima oleh Musa (rujuk: Gal 3:17). Oleh itu, hukum Taurat dan perjanjian yang dijanjikan oleh Tuhan haruslah konsisten, dan hukum Taurat harus berdasarkan perjanjian ini.
- Dari segi semangat penerimaan: Abraham harus menerima perjanjian dan warisan Tuhan berdasarkan janji Tuhan (Gal 3:18). Alkitab jelas mencatatkan: “Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” (Kej 15:6; Gal 3:6). Oleh itu, kita hanya dapat benar-benar menerima janji Tuhan dengan “iman”. Iman ini juga merupakan semangat hukum Taurat. Alkitab mengatakan: “Orang yang benar akan hidup oleh iman” (Gal 3:11).
- Hubungan antara kedua-duanya: Berdasarkan catatan dalam Alkitab, Paulus menjelaskan dengan jelas: hukum Taurat ialah pelopor kasih karunia(Gal 3:23) dan kasih karunia memenuhi erti sebenar hukum Taurat. Tujuannya adalah supaya semua orang yang bersedia mempercayai Tuhan Yesus dapat menjadi satu keluarga yang sejati dan bersama-sama menerima janji Tuhan (Gal 3:26-29). Dengan demikian, kata-kata Tuhan kepada Abraham iaitu “Olehmu segala bangsa akan diberkati” akan dapat digenapi sepenuhnya.
F. Menjalani Kehidupan yang Mendapat Kemenangan
Keterangan di atas membuatkan orang percaya bahawa menerima anugerah keselamatan dan hidup dalam kasih karunia bukan bermaksud tidak ada sebarang kawalan, atau membuatkan orang berfikir bahawa mereka telah merdeka dan boleh melampiaskan hawa nafsu. Sebaliknya, mereka harus mengejar pembaharuan hidup, mentaati Roh Kudus dan mencapai tahap yang lebih sempurna (Gal 5:22-23). Oleh itu, mereka yang berada dalam Tuhan harus bersandar pada Roh Kudus dan pembangunan kebenaran untuk memenuhi permintaan hukum Taurat dengan iman, menjalani kehidupan yang mendapat kemenangan dan memberikan semua kemuliaan kepada Tuhan yang benar yang di syurga.