SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS

SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS

Semasa memberitakan Injil di dunia, Tuhan Yesus pernah berkata kepada orang banyak: Dialah roti hidup yang telah turun dari syurga (Yoh 6:35,51). Dia juga berjanji: “Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.” (Yoh 6:55,54). Ramai yang meninggalkan Tuhan Yesus pada masa itu kerana mereka hanya memikirkan daging dan tidak memahami maksud rohani yang terkandung dalam perkataan Tuhan (Yoh 6:63,66). Ketika Tuhan Yesus hampir menyelesaikan amanat yang dipercayakan kepada-Nya, Dia duduk makan perjamuan Paskah yang terakhir bersama-sama dua belas orang murid-Nya di Yerusalem. Pada masa ini, Tuhan Yesus menyatakan janji ini dengan sangat tepat, iaitu Perjamuan Kudus yang kita terima pada hari ini. Mari kita kaji doktrin “Sakramen Perjamuan Kudus”.

 

PERTAMA, ASAL-USUL SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS

  1. Tuhan Yesus yang mengasaskannya: Dalam tempoh akhir pekerjaan-Nya, Tuhan Yesus tahu bahawa masa yang ditetapkan oleh Tuhan telah tiba. Pada masa itu, perayaan Paskah juga menjelang tiba. Orang Yahudi merayakan Paskah untuk memperingati hari-hari Tuhan menyelamatkan nenek moyang mereka dari Mesir. Mereka berkumpul di rumah dan memakan anak domba Paskah. Tuhan Yesus pun merayakan Paskah bersama dengan murid-murid. Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” (Mat 26:26-28). Tuhan Yesus mengasaskan Sakramen Perjamuan Kudus dengan perbuatan dan pengajaran-Nya.
  2. Tuhan berpesan kepada murid-murid untuk melakukannya: Ketika Tuhan Yesus memberikan roti dan anggur yang telah menjadi tubuh dan darah-Nya kepada murid-murid untuk dimakan dan diminum, Dia berpesan: “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” (Luk 22:19). Pesanan ini menunjukkan bahawa Tuhan menitikberatkan perkara ini dan berpesan supaya semua yang percaya kepada-Nya melakukannya menurut teladan-Nya. Kita juga telah menerima kasih karunia dan amanat yang suci ini.
  3. Kepatuhan para rasul: Rasul Paulus sekali lagi menjelaskan asal usul dan makna Sakramen Perjamuan Kudus kepada pemercaya di Korintus dengan tegas dan serius. Dia juga menunjukkan hukuman dan kesalahan mereka di samping meminta mereka untuk membuat penambahbaikan (1 Kor 11:17-34). Dengan itu, kita dapat melihat dengan jelas bahawa gereja pada zaman rasul ketika itu tentunya mematuhi pesanan Tuhan dengan selalu mengadakan Sakramen Perjamuan Kudus. Kita harus meneladani mereka dengan terus-menerus mematuhinya sehingga hari Tuhan datang semula.

 

KEDUA, MAKNA SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS

  1. Untuk memperingati kematian Tuhan: Ketika Tuhan Yesus mengasaskan Sakramen Perjamuan Kudus, Dia berpesan kepada murid-murid: “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” (Luk 22:19). Paulus pula berkata: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan.” (1 Kor 11:26). Seperti yang dicatatkan dalam Alkitab: “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan dengan mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Flp 2:6-8). Oleh itu, setiap kali kita menerima Perjamuan Kudus, kita memperingati Tuhan yang menyelamatkan kita, yang rela menyerahkan diri-Nya dan mati di atas kayu salib. Betapa suci dan bernilainya kasih karunia ini. Di samping itu, dengan memperingati kematian Tuhan, kita juga lebih jelas dengan kedahsyatan dosa dan kejahatan, iaitu bahawa upah dosa ialah maut. Maka, kita akan selalu merenungkan kasih karunia Tuhan serta menjauhi dosa dan kejahatan.
  2. Untuk menerima tubuh dan darah Tuhan: Tuhan berfirman: “Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.” (Yoh 6:55). Semasa Perjamuan Kudus, roti tidak beragi dan hasil anggur yang digunakan akan menjadi tubuh dan darah Tuhan selepas diucapkan syukur. Oleh itu, Paulus dengan tegas memperingatkan: “Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?” (1 Kor 10:16). Nampaknya, Perjamuan Kudus bukanlah untuk menerima roti dan jus biasa, melainkan menerima tubuh dan darah Tuhan. Oleh itu, kelakukan makan dan minum ini adalah suci, dan jamuan yang diterima juga adalah suci.
  3. Untuk menerima perjanjian Tuhan: Semasa mengucapkan syukur ke atas cawan, Tuhan Yesus berkata: “Cawan ini aalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.” (Luk 22:20). Tuhan itu setia. Segala yang dikatakan dan dilakukan oleh-Nya adalah untuk menyatakan kuasa dan keadilan-Nya. Dia tidak menarik firman-Nya. Sebaliknya, Dia bersumpah kepada manusia sebagai bukti supaya manusia mempunyai iman dan mempunyai suatu bukti yang nyata. Contohnya, setelah Dia memberikan pelbagai jenis perjanjian berkat kepada Abraham (Ibr 6:13-18), Dia juga mengadakan perjanjian dengan orang Israel untuk membuktikan hubungan antara Tuhan dengan umat. Tuhan Yesus datang ke dunia untuk melaksanakan hukum Taurat dan semua janji Tuhan dalam zaman Perjanjian Lama. Seperti yang dikatakan oleh Paulus: “Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan “kepada keturunan-keturunannya” seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: “dan kepada keturunanmu”, yaitu Kristus.” (Gal 3:16). Tuhan mengadakan perjanjian baru dengan kita oleh darah-Nya menyatakan bahawa Dia berkenan untuk menerima orang yang semua dosanya dibersihkan dengan darah-Nya yang bernilai. Dia menyelamatkan sampai kepada kesudahannya serta memberikan warisan yang dijanjikan kepada mereka. Semua orang yang menerima Perjamuan Kudus dalam Tuhan pada hari ini sekali lagi mengenalpasti pengharapan yang dijanjikan oleh Tuhan dan mengingatkan diri sendiri untuk hidup dalam kesetiaan dan kasih karunia-Nya.

 

KETIGA, FUNGSI PENERIMAAN PERJAMUAN KUDUS

Pemberian Tuhan pastinya adalah untuk membangun orang-orang yang percaya dan bersandar kepada-Nya. Oleh itu, tentunya Dia juga memberikan tubuh dan darah-Nya kepada kita dengan tujuan ini. Maka, penerimaan Perjamuan Kudus Tuhan boleh memberikan pembangunan rohani dari segi apa?

  1. Supaya iman lebih teguh: Sakramen Perjamuan Kudus adalah untuk memperingati kematian Tuhan. Alkitab mencatatkan: “Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar – tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati -. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Rm 5:7-8). Demi dosa dunia, Tuhan Yesus rela mati di atas kayu salib dan menyatakan betapa agungnya kasih Tuhan. Kasih ini adalah berinisiatif, tidak berubah untuk selama-lamanya, dan perlu membayar harga yang paling besar untuknya. Maka Paulus berkata: “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Rm 8:32). Kekuatan hidup ini membolehkan kita mempunyai iman untuk menyerahkan segala kerja dan kegelisahan ke dalam tangan Tuhan. Tambahan pula, “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?” (Rm 8:35). Semasa menghadapi persekitaran yang tidak baik dan tamparan kesusahan, kekuatan iman kepercayaan dan jiwa rohani ini membolehkan kita mempunyai iman untuk mengalahkan semuanya dengan bersandar kepada Tuhan. Semasa perlu, kita harus belajar bahawa “Yesus Kristus yang disalibkan” itu telah dilukiskan dengan terang di depan kita (Gal 3:1) supaya iman kita lebih teguh dan mengalahkan segala rintangan.
  2. Supaya kita lebih beribadah kepada Tuhan dan mengasihi manusia: Tuhan Yesus merupakan Allah yang mahakuasa. Namun Dia tidak mengugut manusia dengan kekuatan bahawa orang yang percaya akan hidup manakala yang tidak percaya akan dihukum. Dia juga tidak menipu dengan kuasa atau menyogok dengan wang dan kedudukan sehingga umat manusia kembali percaya kepada-Nya. Walaupun Dia menjanjikan banyak berkat, namun berkat-berkat itu bukanlah sebagai syarat pertukaran faedah. Iman kepercayaan yang diberikan oleh-Nya dan hubungan yang mahu didirikan dengan manusia bukanlah bermaksud “iman kepercayaan itu tidak ada nilainya melainkan hanya sekadar pertukaran faedah sahaja”, seperti yang dinyatakan oleh Iblis semasa Iblis menyerang Ayub (Ayb 1:11, 2:5). Tuhan sanggup mengorbankan nyawa-Nya di samping menarik dan mengubah manusia dengan kasih-Nya supaya manusia sujud di hadapan-Nya dengan rela hati. Seperti yang dikatakan oleh Tuhan sendiri: “Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” (Yoh 12:32). Oleh itu, kita yang tertarik oleh kasih Tuhan harus beribadah kepada-Nya dan melayani-Nya secara berinisiatif dan positif, bukannya secara paksa rela, takut dan tidak terdaya. Kita mahu membangunkan satu iman kepercayaan sejati yang gembira, bukannya satu kepercayaan tahyul. Kita mempraktikkan kasih yang diterima ke dalam kehidupan dan saling melayani dengan kasih supaya lebih ramai dapat menemukan kekayaan dan kemuliaan kasih dan kasih karunia-Nya bersama dengan kita. Dengan itu, hidup manusia akan dipenuhi dengan terang, krprihatinan dan harapan.
  3. Untuk merasai kekuatan Tuhan diam di dalam hati: Tuhan berfirman: “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku akan hidup oleh Aku.” (Yoh 6:56-57). Makanan fizikal berubah menjadi tenaga dalam tubuh badan untuk membekalkan tenaga kerja. Perjamuan Kudus merupakan tubuh dan darah Tuhan dan juga makanan rohani. Orang-orang yang menerimanya dapat merasakan bahawa Tuhan Yesus diam di dalam kita dan menjadi kekuatan dalam hidup kita sehingga kita menjadi seperti Tuhan. Dia diutus ke dunia oleh Tuhan. Maka, Tuhan ialah sumber kekuatan-Nya supaya Dia dapat mengadakan banyak tanda dan mukjizat serta mengalahkan pelbagai serangan dan halangan manusia. Kita juga dipilih dan diutus oleh Dia. Maka kita juga harus hidup dengan bersandar kepada-Nya kerana Dia ada di dalam kita. Kita harus berani menyebarkan berkat untuk Tuhan, seperti yang dijanjikan oleh-Nya; “Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.” (Yoh 14:12). Kita harus menarik perhatian lebih ramai orang untuk datang menerima kekuatan dan anugerah ini.
  4. Untuk mempunyai pengharapan yang pasti: Tuhan berfirman lagi: “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.” (Yoh 6:54). Hal ini kerana Perjamuan Kudus membolehkan orang merasai kasih agung Tuhan secara mendalam dan kekuatan Dia yang diam di dalam hati di samping mempercayai janji Tuhan iaitu: “Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.” (Luk 22:18). Dia telah bangkit dari antara orang mati dan terangkat ke syurga serta memberikan Roh Kudus kepada kita sebagai bukti. Oleh itu, kita ada iman yang penuh dan pasti tentang pengharapan kebangkitan dan hidup yang kekal pada masa akan datang. Pengharapan ini sekali lagi diperingatkan dan diteguhkan setiap kali kita menerima Perjamuan Kudus. Kita harus mempertahankan pengharapan ini sampai hari kedatangan Tuhan.

 

KEEMPAT, BAHAN-BAHAN PERJAMUAN KUDUS

  1. Satu roti yang tidak beragi: Tuhan Yesus mengasaskan Perjamuan Kudus semasa perjamuan Paskah. Paskah orang Yahudi adalah untuk memperingati Tuhan menyelamatkan nenek moyang mereka sehingga mereka dapat meninggalkan perbudakan di Mesir. Hari raya ini adalah bersama dengan hari raya Roti Tidak Beragi. Seperti yang diminta oleh Tuhan, mereka harus membuang segala ragi (Kel 12:8,15,20). Orang Yahudi merayakan Paskah dengan amat tegas. Maka, roti yang diucapkan syukur oleh Tuhan pastinya merupakan roti yang tidak beragi. Tambahan pula, roti ini menyatakan tubuh Tuhan, maka roti ini pastinya hanya satu sahaja sehingga Tuhan memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid (Luk 22:19). Hal ini melambangkan bahawa semua yang menerimanya merupakan satu tubuh dalam Tuhan. Paulus berkata: “Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.” (1 Kor 10:17). Kita yang menerima tubuh Tuhan pada hari ini juga pastinya menggunakan satu roti yang tidak beragi. Ketetapan ini tidak boleh diubah sesuka hati.
  2. Satu jug hasil pokok anggur: Hasil pokok anggur adalah sama dengan roti. Segala ragi dibuang pada hari raya Paskah. Maka tentu sekali mereka tidak meminum minuman yang beragi. Oleh itu, Tuhan Yesus berkata: “Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur” (Mrk 14:25). Hanya satu jug hasil pokok anggur digunakan. Kita harus menerima kasih karunia Tuhan dengan hati yang murni berdasarkan perbuatan dan perkataan-Nya.

 

KELIMA, CARA MENERIMA PERJAMUAN KUDUS

Perjamuan Kudus ialah tubuh dan darah Tuhan yang amat suci. Apakah semangat dan sikap kita semasa menerima Perjamuan Kudus?

  1. Harus menerimanya dalam Tuhan: Harus terlebih dahulu menerima Sakramen Pembaptisan yang bertepatan dengan kebenaran Alkitab. Orang yang dosanya benar-benar telah diampuni barulah boleh menerima tubuh dan darah Tuhan. Hal ini kerana Perjamuan Kudus ialah tubuh dan nyawa Tuhan yang benar-benar milik Tuhan. Oleh itu, hanya orang-orang yang mempunyai hidup yang diberikan oleh-Nya sahaja yang boleh menerimanya. Orang-orang yang belum menerima Sakramen Pembaptisan yang bertepatan dengan Alkitab tidak boleh menerimanya.
  2. Harus menerimanya dengan iman: Roti yang tidak beragi yang digunakan semasa Perjamuan Kudus diperbuat daripada tepung dan air serta dibakar (tidak boleh menambah sebarang ragi atau bahan tambahan). Hasil pokok anggur yang digunakan adalah diperah daripada anggur atau dimasak dengan anggur kering / kismis. Walaupun demikian, dengan Roh Kudus yang bekerja di antara kita, roti dan hasil pokok anggur yang telah diucapkan syukur akan menjadi tubuh dan darah Tuhan dalam roh. Kebenaran ini ada kalanya sukar difahami dengan pandangan dan pendapat manusia. Contohnya seperti yang dikatakan dan disebarkan oleh Tuhan pada masa itu (Yoh 6:52,60-63). Namun memandangkan Perjamuan Kudus diasaskan dan dijanjikan oleh Tuhan sendiri, maka kita harus menerimanya dengan iman dan benar-benar percaya dengan fungsi Perjamuan Kudus.
  3. Harus menerimanya dengan hati yang penuh hormat: Perjamuan Kudus ialah tubuh dan darah Tuhan yang kudus. Kita harus menerimanya dengan sikap yang penuh hormat. Kita tidak boleh mengubah cara penyediaan Perjamuan Kudus menurut kehendak sendiri atau untuk kemudahan sendiri, ataupun membenarkan orang yang belum dibaptis menerimanya. Alkitab mencatatkan: “Barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.” (1 Kor 11:29). Hukuman yang diterima oleh pemercaya di gereja Korintus serta kesaksian-kesaksian dan pengalaman-pengalaman berbentuk amaran dalam gereja kita (1 Kor 11:30) memberi peringatan kepada kita supaya menerima tubuh Tuhan dengan sikap yang berjaga-jaga dan soleh dalam Tuhan.
  4. Harus menerimanya dengan kerendahan hati: Orang yang percaya kepada Tuhan hidup dalam persekitaran yang sebenar. Mereka tidak dapat mengelak daripada pelanggaran kerana keinginan daging atau kelalaian dan kelemahan seketika, ataupun halangan, godaan dan penganiayaan dosa. Asalkan bukan berkeras hati dan sengaja melanggar dosa yang membawa maut, darah Tuhan Yesus tetap boleh terus-menerus membersihkan pelanggaran kita semasa kita bertaubat. Oleh itu, semasa menerima Perjamuan Kudus, kita harus menghormati Tuhan dengan merendahkan hati dan membuat refleksi di hadapan Tuhan. Kita memohon agar Tuhan mengampuni segala dosa yang diketahui ataupun yang tersembunyi / tidak disedari. Kita juga percaya bahawa Tuhan pasti akan berkenan dan kita menerimanya dengan penuh tertib. Di samping itu, kita juga memohon agar Tuhan menambah kekuatan kita melalui Perjamuan Kudus supaya kita sentiasa diperbaharui dan kerohanian kita semakin maju.
  5. Harus menerimanya di suatu tempat yang sama: Orang Israel kuno menantikan penyelamatan dan penebusan Tuhan dengan merayakan Paskah di rumah masing-masing. Seorang pun tidak boleh keluar pintu rumahnya (Kel 12:22). Hal ini kerana malaikat yang diutus oleh Tuhan sedang membunuh anak sulung orang Mesir di luar (Kel 12:12). Oleh itu, kita juga harus berada di suatu tempat yang sama semasa menerima Perjamuan Kudus. Tindakan ini melambangkan bahawa kita merupakan satu tubuh, tidak lagi ada perbezaan bangsa atau pangkat, melainkan ialah anggota-anggota keluarga Tuhan. Perjamuan Kudus juga harus diterima di lokasi yang sama. Perjamuan Kudus tidak boleh dibawa ke lokasi lain semasa penerimaan untuk menunjukkan hormat dan kewaspadaan. Dengan cara demikianlah kita bersama-sama menerima kasih karunia Tuhan.
  6. Harus bertekad untuk hidup untuk Tuhan: Menerima Perjamuan Kudus bermaksud menerima kasih Tuhan. Kasih ini dapat memotivasikan orang, seperti yang dikatakan oleh Paulus: “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.” (2 Kor 5:14-15). Oleh itu, kita harus terus-menerus memperingatkan diri kita sendiri melalui penerimaan Perjamuan Kudus agar tidak disesatkan oleh kebendaan dalam dunia, dan juga tidak takut dengan halangan pelbagai persekitaran. Kita juga akan melayani Tuhan dengan lebih giat, mempertahankan arah tujuan iman kepercayaan dan memegang ajaran Tuhan. Dalam segala perkara yang dilakukan, kita memuliakan nama Tuhan dan membangun orang lain untuk menunjukkan kecemerlangan kehidupan orang Kristian.

 

KESIMPULAN

Perjamuan Kudus ialah pemberian Tuhan dan merupakan sumber kekuatan iman kepercayaan kita. Semoga setiap pemercaya dapat datang bersama-sama untuk menikmati kasih agung Tuhan menurut pesanan dan janji Tuhan.