SEMAKIN MELAYANI SEMAKIN MANIS

SEMAKIN MELAYANI SEMAKIN MANIS

(Pendeta Zhou Hui An)

 

Istilah “pelayanan” merupakan perkataan yang unik dalam Alkitab. Istilah ini sering muncul dalam Alkitab tetapi tidak mudah untuk ditemukan dalam kamus. Pelayanan sangat berbeza dengan “pengurusan”. Nampaknya, “pelayanan” tidak setanding dengan layanan, jagaan dan bantuan yang biasa. Pelayanan sepatutnya merupakan tindak balas yang tulus dan rela hati terhadap panggilan Tuhan, mematuhi kehendak Tuhan, mengubah diri sendiri, taat dan mengikuti Tuhan sampai kepada akhirnya. “Engkaulah TUHAN, Allah yang telah memilih Abram dan membawanya keluar dari Ur-Kasdim dan memberikan kepadanya nama Abraham. Engkau dapati bahwa hatinya setia terhadap-Mu dan Engkau mengikat perjanjian dengan dia untuk memberikan tanah orang Kanaan, tanah orang Het, tanah orang Amori, tanah orang Feris, tanah orang Yebus dan tanah orang Girgasi kepada keturunannya. Dan Engkau telah menepati janji-Mu,, karena Engkau benar.” (Neh 9:7-8; Kej 12:1-5). Pelayanan juga termasuk takut akan Tuhan dengan sedaya upaya dan tanpa penyesalan, mendirikan mezbah untuk Tuhan di merata tempat, melayani Tuhan, dan mewariskan iman kepercayaan yang berharga ini kepada generasi-generasi yang seterusnya (Kej 17:7, 48:3-4; Kel 3:6; Yos 24:15-24).

 

A. MAKNA PELAYANAN

“Pelayanan” berbeza dengan layanan dan bantuan dunia. Pelayanan bermaksud mengasihi Tuhan yang memilih kita dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan dan segenap akal budi; menyumbangkan semua karunia, bakat, dan masa dengan rela hati; bersedia menghormati dan menyembah Tuhan dengan hati yang soleh; dan berusaha untuk pelayanan jemaat-Nya. Sebagai contoh, Paulus menerima rahmat daripada Tuhan. Setelah dipilih, dia dikuasai oleh kasih Kristus Yesus sehingga dia rela hidup untuk Tuhan serta tidak takut bahaya, penganiayaan, dan penderitaan. “Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.” (Kis 20:22-24). Ayat ini menunjukkan bahawa pelayanan bukan hanya persembahan tubuh dan fikiran, tetapi dedikasi sepanjang hayat.

 

B. MELAYANI TUHAN DALAM ROH DAN KEBENARAN

“Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” (Yoh 4:23-24; Rm 1:9).

  1. Ibadah yang sejati

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Rm 12:1). “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,” Namun dengan rahmat dan belas kasihan Tuhan, “waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.” Demikianlah Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada dunia. “Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.” Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Tuhan kerana anugerah keselamatan Tuhan Yesus Kristus dan iman manusia. Kita juga beroleh jalan masuk kepada kasih karunia Tuhan. “Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.” Dengan itu, kita akan mengabdikan diri sepenuhnya kepada Tuhan (1 Tim 1:12-16; 1 Ptr 2:9-10). Pemilihan dan kepercayaan, hak dan tanggungjawab selamanya berjalan seiring dan tidak dapat dipisahkan.

 

  1. Pelayanan yang menanggalkan manusia lama dan membezakan / menguduskan diri

“Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.”” (Kej 12:1-2). Tuhan memilih Abram dalam kalangan bangsa-bangsa untuk meninggalkan kediamannya di Ur. Dia menempuh perjalanan yang jauh, berjalan sejauh 2500 kilometer ke arah selatan, melewati Mesopotamia dan Haran lalu tiba di tanah Kanaan. Dia menjauhkan diri daripada persekitaran pemujaan berhala, kemerosotan moral dan kebobrokan kehidupan serta bebas daripada semua tabiat lama, kebiasaan buruk, dan kekangan hubungan manusia. Dia menjauhi hiruk-pikuk kehidupan pada masa lalu dan tidak terpengaruh atau terganggu dengan hingar-bingar manusia. Dia hidup dalam persekitaran iman kepercayaan yang baharu, tenang, dan kudus. Dia juga menyembah dan melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Hal yang sama berlaku untuk keturunannya. ““Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.” (Kel 3:10-12; rujuk: Kel 5:3, 8:28, 10:11,24-26, 12:32) ”.

 

  1. Pelayanan yang sepenuh hati dan ikhlas

“Dan Tuhan telah berfirman: “Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,”” (Yes 29:13). Munafik dengan muka licin, ekor berkedal, bukan jujur dan tulus ikhlas, dan hanya melakukannya di hadapan orang adalah sia-sia. Pelayanan sedemikian tidak dapat berkenan kepada Tuhan (rujuk: Mat 6:1-8,16-18; Kol 3:22-23).

 

C. SUKACITA DALAM PELAYANAN

“sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,”” (Luk 10:40-41). Kemarahan, ketidakberdayaan, dan bahkan kematian ialah perkara biasa bagi hamba-hamba Tuhan sepanjang zaman. Musa (Bil 11:1-17, 14:1 – fasal 16), Uza (2 Sam 6:1-8), Elia (1 Raj 19:1-4), Yunus (Yun 4:1-4,7-9) dan lain-lain, ada terlalu banyak orang yang semakin melayani semakin murung. Puncanya adalah disebabkan oleh penyimpangan mentaliti mereka sendiri. “Pelayanan” ialah tanggungjawab yang tidak dapat dielakkan dan tidak dapat ditolak. Cara rahsia untuk mencapai tahap “semakin melayani semakin manis” harus dicari.

  1. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini (Rm 12:2-8)

Paulus berkata bahawa orang yang telah menerima kasih karunia Tuhan harus menyerahkan diri kepada Tuhan untuk menjadi senjata-senjata kebenaran dan hamba kebenaran yang membawa kepada pengudusan. Kewajiban ini seharusnya sedemikian dan tidak dapat dielakkan. Petikan yang tidak relevan ini muncul secara tiba-tiba dalam ayat suci. Jika kita memikirkannya dengan teliti, kita akan merasakan bahawa ayat ini merupakan kunci penting untuk mendapatkan rasa kemanisan dalam pelayanan. Terdapat banyak kaedah, konsep dan alat yang berbaloi untuk dipelajari dan digunakan di dunia ini, tetapi kita tidak boleh menerima semuanya secara bulat-bulat dan bukan semuanya sesuai untuk digunakan dalam mempromosikan pelayanan gereja. Kebanyakan orang sering mementingkan atau berkira tentang keseimbangan antara usaha dengan pendapatan (Mat 20:1-16), pemerolehan reputasi (Mat 20:20-28), mempamerkan dan menonjolkan bakat peribadi, dan lain-lain lagi. Namun Paulus mengingatkan kita untuk menyingkirkan mentaliti sebegini, mengikuti kehendak Tuhan, mengetahui karunia sendiri, mempertimbangkan kekuatan sendiri (Rm 12:2-3), tidak memaksa, tidak membenarkan kepahlawanan peribadi (personal heroism) bermaharajalela (Ibr 5:4; Bil 16:6-10), dan tidak bertindak / berperang sendiri (2 Sam 10:9-12; Pkh 4:9-12). Ada gereja masa kini yang agak mengikut arah aliran masyarakat dengan menekankan “profesional” dan “pakar”. Mereka memimpin kecenderungan pelayanan dan menguasai seluruh operasi kerja suci menurut pengertian sendiri dan pemikiran yang tinggi. Tindakan mereka memberikan kesan kepada gereja serta menyebabkan banyak hasil yang negatif, rendah semangat, stagnasi dalam promosi pelayanan, dan sebagainya. Gereja / jemaat merupakan rumah Tuhan dan tubuh Kristus. Anggota-anggota haruslah saling melengkapi, saling menolong dan bekerjasama. Semangat dan prinsip pelayanan berpasukan yang saling menerima merupakan hukum yang tidak dapat diubah (Rm 12:4-16; 1 Kor 12:1-31).

 

  1. Pelayanan yang tahan gangguan dan latihan (Luk 9:1-6, 10:1-20)

Jangan lupa diri dan berpuas hati apabila kerja berjalan lancar, mendapat penyertaan Tuhan dan memperoleh kejayaan besar (Luk 10:20). Jangan putus asa, jangan kehilangan kekuatan dan kemahuan untuk terus maju apabila ditolak dan pelayanan mengalami tamparan hebat (Luk 9:5, 10:10-11). Selain itu, jangan menyimpan dendam dan jangan menunggu peluang untuk membalas dendam (Luk 9:51-56). “Kesukaran tidak perlu ditakuti, gunakan kesempatan dengan baik.”  Kita perlu bertahan sampai akhir, maju dengan berani serta belajar, melatih diri dan bertumbuh besar dalam pelayanan untuk mencapai tahap yang sempurna (Ibr 10:32-39; Flp 4:9-14).

 

  1. Pelayanan yang tiada kekhuatiran dan mara ke hadapan (Flp 1:4-7; 2 Taw 9:10-19)

Tuhan telah menaruh belas kasihan kepada kita dan menganggap kita layak. Dia juga menetapkan peluang supaya kita dapat melayani Dia (Rm 9:23; Ef 2:10; 2 Tim 2:21, 3:17). Ketika Tuhan Yesus memilih Paulus, dengan kekuatan dan kekuasaan-Nya, Dia membuat pemadanan melalui penglihatan, pekerja dan saluran-saluran lain. Ananias berasa terkejut ketika dia diutus. Dia mencari terlalu banyak alasan untuk menolak dan mengelak daripada tugas itu. Namun Tuhan Yesus bertegas dan berkata: “Pergilah,” Semua akibat itu akan ditanggung oleh Tuhan, dan semua kekhuatiran tidak boleh dijadikan sebagai alasan. Kita hanya perlu tahu bahawa panggilan ini merupakan utusan Tuhan Yesus dan panggilan-Nya kepada kita supaya kita menjadi hamba yang taat dan anak-anak yang taat (Rm 6:16; 1 Ptr 1:14). Dengan demikian, pelayanan akan menghasilkan buah yang manis. Jika tidak, kita tidak kerja cari kerja (Kel 4:14; Yun 2:1-10).

 

Melayani Tuhan merupakan pemberian yang terhormat dan mulia. Setiap orang harus menghargai dan menghormati kerja ini (Neh 2:17-20; Rm 11:13). Tuhan pasti meneguhkan perbuatan tangan kita (Mzm 90:17), dan kita akan turut serta dalam kemuliaan Tuhan (Mat 25:21,23).